Rabu, 29 Juni 2016

gunung pertamaku



GUNUNG PERTAMAKU

Sekitar dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 11 November 2011 adalah pengalaman pertamaku mendaki gunung. Pada waktu itu saya dan tim pecinta alam (GLIDERPALA)  sekolah saya sedang mengadakan acara pendakian massal. Pendakian tersebut diikuti kurang lebih sekitar 50 orang. Kami mendaki gunung Merapi melalui jalur Selo,Magelang. Perjalanan dari Yogyakarta menuju Selo kurang lebih sekitar 2 jam, menggunakan kendaraan truk TNI. Kami berangkat dari Yogyakarta sekitar pukul 17.00 dan sampai tujuan pukul 19.00. Pendakian dimulai pada pukul 00.00 dari basecamp dan mencapai puncak sekitar pukul 09.00 pagi. Kebetulan saya tidak ikut muncak karena kondisi saya sudah sangat lelah. Saya dan sebagian teman saya yang lain beristirahat di Pasar bubrah (Pos 3) sambil memasak mie dan membuat kopi untuk menghangatkan badan. Ketika berada di atas gunung Merapi, pemandangan alam terlihat begitu indah dan serasa berada di negeri di atas awan. Tetapi ketika kami akan turun kembali menuju basecamp, saya dan 4 orang teman saya tersesat. Kami kehilangan jejak karena pada saat itu kabut mulai turun & hujan deras serta teman saya ada yang cidera dan terpaksa saya dan 4 orang rekan saya menuntunnya, dan tim yang lain sudah turun terlebih dahulu. Ketika sampai dipertengahan jalan, kami kehilangan arah dan rute yang kami lewati ternyata rute yang salah. Dan tiba-tiba hujan turun dengan deras, kami pun panik karena lahar dingin dan batu-batu yang ada di lereng turun secara perlahan. Kami pun membagi tugas untuk mencari jalan keluarnya. Saya bertugas menuntun teman saya yang cidera,  kemudian 2 orang lagi bertugas membuka jalan/mencari rute jalan pulang dan seorang lagi bertugas mengontak teman-teman yang ada di basecamp dengan menggunakan HT dan hp, tetapi pada saat itu kami tidak bisa mengontak teman-teman yang berada di bawah sebab sinyal terhalang oleh petir. Situasi pada saat itu sangat menegangkan, pandangan terhalang oleh kabut dan tanah sebagian mulai longsor.  Kami pun berusaha untuk tetap tenang dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Dan sekitar pukul 16.45  alhamdulilah kami menemukan jalan keluar dan berhasil sampai basecamp dengan selamat.
 
Ini dia peserta dan panitianya.

Dari pengalaman saya tersebut saya menyimpulkan bahwa kerjasama dan kekompakan dalam sebuah tim itu sangat dibutuhkan dan rasa solidaritas harus diutamakan, jangan hanya mementingkan diri sendiri karena kita adalah makhluk sosial yaitu saling membutuhkan. Selalu ingat kepada Sang Pencipta dan memohon bantuan kepada-Nya juga disertai kerja keras. Ada sebuah kalimat dari seorang teman saya yaitu “Semangat membara yang tak akan pernah padam ketika kaki berpijak di puncak gunung, itulah arti sebuah kehidupan”, kalimat itulah yang memotivasi saya untuk terus melanjutkan petualangan saya, dan menjadikan pengalaman ini sebagai awal dari petualanganku. Satu pesan saya untuk semua yang membaca tulisan ini yaitu “jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, jangan pernah menyerah, tetap semangat dan yakin pasti bisa.” Salam rimba ^_^

Foto diambil dari pasar bubrah.