Senin, 09 Februari 2015

Bukan Sekedar Bukit

Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Kali ini gue berpetualang bersama anak-anak PGSD Penjas UNY 2012. Setelah pendakian duet gue bersama Aryskha Juni lalu (2014), empat hari kemudian gue diajak mendaki bukit Sikudi bersama teman-temannya. Sebenernya gue males banget ndaki lagi karena kondisi ku belum begitu pulih sehabis dari Merapi, gue sih masih menginsya Allahkan ajakan sobat gue itu. Sehari sebelumnya kami sibuk berdiskusi untuk persiapan pendakian kami. Karena di sini banyak yang pemula jadi, gue, Aryskha dan Rahma ceritanya jadi guide. Hahaa..Tanggal 19 Juni 2014 pukul 13.00 WIB semua berkumpul di rumah Aryskha tapi lagi-lagi ngaret bukan karena teman gue si Galih itu tapi karena gue ada ujian dadakan hari itu ditambah pula hujan deras jadi makin ngaret deh. Hehe :D sekitar jam tigaan gue dan Rahma langsung cuss ke rumah Aryskha sambil ujan-ujanan..brrrr.
Sesampainya di sana kami kembali memacking barang-barang bawaan kami sembari menunggu hujan reda. Tapi ternyata hujannya awet pemirsah..jadi mau gak mau kita harus cuss pake jas hujan karena teman kita sudah ada yang menunggu di TKP. Setelah semuanya siap kami langsung cuss ke tempat tujuan. Sikudi I am comiinnggg...!! Sampai di Temanggung kami beristirahat di Masjid Agung Temanggung sambil menunggu adzan Magrib dan teman kami yang sedang terkena musibah ban bocor. Gue, Rahma, Aryskha dan Ellan penasaran dengan jajanan yang ada di sana, biar gak penasaran kami langsung menyerbu bakul alias pedagang kaki lima yang berjualan aneka makanan. Bakul yang pertama kali kita datengin adalah penjual pentol, karena alasan hemat jadi kami iuran berempat. Tettoott..zonk !! beli 8 ribu cuma dapet dikit kecil-kecil pula. Hadeww -_- lalu  kami beralih ke penjual kentang goreng, kali ini gak dapet zonk tapi ya sedikit kecewa sih..yasudahlah buat pengalaman aja. Adzan magrib pun berkumandang, berhubung gue lagi libur sholat jadi gue yang ngejagain barang-barang mereka. Sesudah menunaikan ibadah sholat magrib, kami kembali melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai juga di wonosobo gaess. Sebelum ke TKP, kami mampir dulu ke rumah Firman sekalian nganterin adeknya pulang. Niatnya sih cuma mampir bentar nemenin Firman nganterin adeknya eh malah jd acara makan-makan deh. Yaah mau gimana lagi..rejeki mah gak boleh ditolak apalagi jodoh. Hahaa...
Setelah selesai dinner, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju TKP, cusss. Dari rumah Firman menuju Kreo gak begitu jauh hanya memakan waktu sekitar 1 jam’an. Dan akhirnya kami sampai juga di desa Kreo, lebih tepatnya di rumah Saudara Farit. Karena gunung Sikudi ini masih perawan dan baru dibuka jalur pendakiannya jadi belum ada basecamp resmi, anggap aja rumahnya si Farit ini basecampnya. Ahihi J Di rumahnya Farit sudah ada Iyan, Ria, dan bang Afif yang sudah sampai terlebih dahulu. Lagi-lagi kami disuguhi menu makan malam gaess, padahal sebelum berangkat tadi udah makan terus di rumahnya Firman disuruh makan dan sekarang makan lagi ? omaigat !! Sehari makan berapa kali yakk..makmur bener :D
Jam 11 malem kami sepakat untuk mulai mendaki, semua perlengkapan sudah siap dan cuss mulai mendaki. Pas awal mulai mendaki treknya langsung nanjak gaess, gue kira cuma awalnya doank eh ternyata gue salah prediksi. Gue terlalu meremahkan perjalanan ini gaess karena gue pikir gunungnya gak terlalu tinggi ya emang sih gak terlalu tinggi tapi treknya itu lho sesuatu sekali. Mana gue sendiri yang bawa carir pula yang lain pada bawa daypack semua. Omaigat !! Dan sepertinya gue, Aryskha, dan Rahma juga salah perhitungan soal logistik terutama air, and then waktu turun hanya tersisa 1 botol besar dan 1 botol kecil aqua untuk 13 orang. Bayangkan gaes bayangkan !! halah -_- Sekitar jam 1 ato jam 2 (lupa) kami sampai di puncak tapi karena dipuncak tempatnya kurang luas maka kami memutuskan untuk ngecamp di bawahnya. Kebetulan tanggal 20 adalah hari ulang tahunnya Fadil, jadi pendakian ini spesial untuk si Fadil, cieeeh. Embun pagi mulai membasahi rumput dan tenda kami, matahari sedikit menampakkan cahayanya dan itu tandanya hari sudah pagi. “Woii bangun udah sunrise. Ada yang mau ikut naik gak ?” teriak salah satu teman kami. Gue langsung bangun, lepas sleeping bag dan...brrrr adem e rek ! Gue dan Rahma langsung menyusul temen-temen yang udah pada naik ke puncak duluan dengan kondisi tangan dan kaki gemetaran karena kedinginan gaess. Sampai di puncak..subhanallah..”maka nikmat Tuhan manakah yang Engkau dustakan ?” pemandangannya keren bingit. Oiya perlu kalian tahu kalau gunung Sikudi ini ternyata bersebelahan pas dengan Sikunir loh. Sebenernya sih bisa ke Sikunir lewat Sikudi tapi jalurnya belum dibikin. Besok deh kalo gue selo gue bikinin jalurnya, kalo selo loh ya alias Insya Allah (gak janji), ehehe :-D Setelah puas menikmati sunrise, kami kembali turun menuju tempat camp dan segera membuat sarapan. Karena hari itu adalah hari Jumat jadi kami bergegas untuk turun (ceritanya dikejar waktu).
Alhamdulilah sampai di basecamp (rumah Farit) belum Adzan, jadi masih ada waktu sebentar untuk mandi dan bersiap-siap sholat Jumat. Setelah para cowok selesai sholat Jumat, kami disuguhkan berbagai menu makan siang salah satunya ada makanan khas Wonosobo yaitu tempe kemul. Yuhuuu perut sudah kenyang, saatnya bobog siang bentar, hehe. Jam 4 sore kami bersiap-siap untuk pulang ke habitat masing-masing. Sampai di daerah Magelang, kali ini giliran ban motornya Aryskha yang bocor,,duhdekk. Sialnya hari itu tukang tambal ban gak ada yang buka ditambah udah malem pula tapi alhamdulilah ada warga baik hati yang mau menolong. Ban motor sudah beres saatnya kembali melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta.
Sekitar pukul abis Isya sampailah kami di kota Gudeg lebih tepatnya di rumah saudari Aryskha dan sekali lagi kami disuguhkan menu makan malam alias dinner. Padahal baru beberapa jam yang lalu kami makan eh sekarang disuruh makan maning, ckck. Gue rasa pendakian kali ini adalah pendakian termakmur gue..ettdaahh. Oke sekian cerita petualangan gue, tunggu cerita-cerita selanjutnya. Oh iya ini ada beberapa foto dokumentasinya, cekidot..



view telaga menjer dari puncak sikudi























Bukan Sekedar Bukit

Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Kali ini gue berpetualang bersama anak-anak PGSD Penjas UNY 2012. Setelah pendakian duet gue bersama Aryskha Juni lalu (2014), empat hari kemudian gue diajak mendaki bukit Sikudi bersama teman-temannya. Sebenernya gue males banget ndaki lagi karena kondisi ku belum begitu pulih sehabis dari Merapi, gue sih masih menginsya Allahkan ajakan sobat gue itu. Sehari sebelumnya kami sibuk berdiskusi untuk persiapan pendakian kami. Karena di sini banyak yang pemula jadi, gue, Aryskha dan Rahma ceritanya jadi guide. Hahaa..Tanggal 19 Juni 2014 pukul 13.00 WIB semua berkumpul di rumah Aryskha tapi lagi-lagi ngaret bukan karena teman gue si Galih itu tapi karena gue ada ujian dadakan hari itu ditambah pula hujan deras jadi makin ngaret deh. Hehe :D sekitar jam tigaan gue dan Rahma langsung cuss ke rumah Aryskha sambil ujan-ujanan..brrrr.
Sesampainya di sana kami kembali memacking barang-barang bawaan kami sembari menunggu hujan reda. Tapi ternyata hujannya awet pemirsah..jadi mau gak mau kita harus cuss pake jas hujan karena teman kita sudah ada yang menunggu di TKP. Setelah semuanya siap kami langsung cuss ke tempat tujuan. Sikudi I am comiinnggg...!! Sampai di Temanggung kami beristirahat di Masjid Agung Temanggung sambil menunggu adzan Magrib dan teman kami yang sedang terkena musibah ban bocor. Gue, Rahma, Aryskha dan Ellan penasaran dengan jajanan yang ada di sana, biar gak penasaran kami langsung menyerbu bakul alias pedagang kaki lima yang berjualan aneka makanan. Bakul yang pertama kali kita datengin adalah penjual pentol, karena alasan hemat jadi kami iuran berempat. Tettoott..zonk !! beli 8 ribu cuma dapet dikit kecil-kecil pula. Hadeww -_- lalu  kami beralih ke penjual kentang goreng, kali ini gak dapet zonk tapi ya sedikit kecewa sih..yasudahlah buat pengalaman aja. Adzan magrib pun berkumandang, berhubung gue lagi libur sholat jadi gue yang ngejagain barang-barang mereka. Sesudah menunaikan ibadah sholat magrib, kami kembali melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai juga di wonosobo gaess. Sebelum ke TKP, kami mampir dulu ke rumah Firman sekalian nganterin adeknya pulang. Niatnya sih cuma mampir bentar nemenin Firman nganterin adeknya eh malah jd acara makan-makan deh. Yaah mau gimana lagi..rejeki mah gak boleh ditolak apalagi jodoh. Hahaa...
Setelah selesai dinner, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju TKP, cusss. Dari rumah Firman menuju Kreo gak begitu jauh hanya memakan waktu sekitar 1 jam’an. Dan akhirnya kami sampai juga di desa Kreo, lebih tepatnya di rumah Saudara Farit. Karena gunung Sikudi ini masih perawan dan baru dibuka jalur pendakiannya jadi belum ada basecamp resmi, anggap aja rumahnya si Farit ini basecampnya. Ahihi J Di rumahnya Farit sudah ada Iyan, Ria, dan bang Afif yang sudah sampai terlebih dahulu. Lagi-lagi kami disuguhi menu makan malam gaess, padahal sebelum berangkat tadi udah makan terus di rumahnya Firman disuruh makan dan sekarang makan lagi ? omaigat !! Sehari makan berapa kali yakk..makmur bener :D
Jam 11 malem kami sepakat untuk mulai mendaki, semua perlengkapan sudah siap dan cuss mulai mendaki. Pas awal mulai mendaki treknya langsung nanjak gaess, gue kira cuma awalnya doank eh ternyata gue salah prediksi. Gue terlalu meremahkan perjalanan ini gaess karena gue pikir gunungnya gak terlalu tinggi ya emang sih gak terlalu tinggi tapi treknya itu lho sesuatu sekali. Mana gue sendiri yang bawa carir pula yang lain pada bawa daypack semua. Omaigat !! Dan sepertinya gue, Aryskha, dan Rahma juga salah perhitungan soal logistik terutama air, and then waktu turun hanya tersisa 1 botol besar dan 1 botol kecil aqua untuk 13 orang. Bayangkan gaes bayangkan !! halah -_- Sekitar jam 1 ato jam 2 (lupa) kami sampai di puncak tapi karena dipuncak tempatnya kurang luas maka kami memutuskan untuk ngecamp di bawahnya. Kebetulan tanggal 20 adalah hari ulang tahunnya Fadil, jadi pendakian ini spesial untuk si Fadil, cieeeh. Embun pagi mulai membasahi rumput dan tenda kami, matahari sedikit menampakkan cahayanya dan itu tandanya hari sudah pagi. “Woii bangun udah sunrise. Ada yang mau ikut naik gak ?” teriak salah satu teman kami. Gue langsung bangun, lepas sleeping bag dan...brrrr adem e rek ! Gue dan Rahma langsung menyusul temen-temen yang udah pada naik ke puncak duluan dengan kondisi tangan dan kaki gemetaran karena kedinginan gaess. Sampai di puncak..subhanallah..”maka nikmat Tuhan manakah yang Engkau dustakan ?” pemandangannya keren bingit. Oiya perlu kalian tahu kalau gunung Sikudi ini ternyata bersebelahan pas dengan Sikunir loh. Sebenernya sih bisa ke Sikunir lewat Sikudi tapi jalurnya belum dibikin. Besok deh kalo gue selo gue bikinin jalurnya, kalo selo loh ya alias Insya Allah (gak janji), ehehe :-D Setelah puas menikmati sunrise, kami kembali turun menuju tempat camp dan segera membuat sarapan. Karena hari itu adalah hari Jumat jadi kami bergegas untuk turun (ceritanya dikejar waktu).
Alhamdulilah sampai di basecamp (rumah Farit) belum Adzan, jadi masih ada waktu sebentar untuk mandi dan bersiap-siap sholat Jumat. Setelah para cowok selesai sholat Jumat, kami disuguhkan berbagai menu makan siang salah satunya ada makanan khas Wonosobo yaitu tempe kemul. Yuhuuu perut sudah kenyang, saatnya bobog siang bentar, hehe. Jam 4 sore kami bersiap-siap untuk pulang ke habitat masing-masing. Sampai di daerah Magelang, kali ini giliran ban motornya Aryskha yang bocor,,duhdekk. Sialnya hari itu tukang tambal ban gak ada yang buka ditambah udah malem pula tapi alhamdulilah ada warga baik hati yang mau menolong. Ban motor sudah beres saatnya kembali melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta.
Sekitar pukul abis Isya sampailah kami di kota Gudeg lebih tepatnya di rumah saudari Aryskha dan sekali lagi kami disuguhkan menu makan malam alias dinner. Padahal baru beberapa jam yang lalu kami makan eh sekarang disuruh makan maning, ckck. Gue rasa pendakian kali ini adalah pendakian termakmur gue..ettdaahh. Oke sekian cerita petualangan gue, tunggu cerita-cerita selanjutnya. Oh iya ini ada beberapa foto dokumentasinya, cekidot..



view telaga menjer dari puncak sikudi























Minggu, 08 Februari 2015

Curhatan Para Korban Gay (Homo)


Haloo gaess..kali ini gue kagak membahas adventure2an, cerita kali ini berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya. Yups that’s right ! ini tentang homo alias gay, you know homo ? Homo is manusia yang suka dengan sesama jenis (laki-laki). Entah kenapa makhluk-makhluk itu ada di dunia ini dan itu fakta adanya. Dulu gue gak percaya kalo manusia jenis ini benar-benar ada, gue baru percaya setelah gue melihat dan mendengar langsung cerita dari temen-temen gue yang merupakan korban dari para gay. Oke langsung saja ke topik pembicaraan. Sebut saja si A dan si B, mereka ini adalah para korban gay. Kita mulai dari curhatannya si A. Awalnya si A ini memang tahu jika teman dekatnya ini adalah seorang homo (sebut saja kumbang), sikap si kumbang ini juga masih biasa-biasa saja namun lama kelamaan si A ini merasa ada yang aneh dengan si kumbang. Perhatian yang diberikan si kumbang mulai tidak wajar, si A mencoba bersikap biasa saja layaknya seorang teman karena si A tahu bahwa si kumbang ini mempunyai seorang kekasih (cowok lho ya pacarnya). Si A semakin curiga saat si kumbang mengajaknya berkencan, sikapnya pun aneh seperti orang pacaran. Dan kecurigaan si A ini terungkap setelah beberapa hari mereka berkencan, si kumbang mengirim sebuah sms yang isinya adalah si kumbang mengungkapkan isi hatinya yang selama ini dipendam alias nembak si A. Coba bayangkan gimana ekspresinya si A ini saat membaca sms dari si kumbang, “diam mematung”, katanya. O em ji !! What to the what ?? Ternyata homo juga bisa selingkuh yaa..edyaaann rek. Kiamat sudah dekat, banyak-banyaklah bertobat gaes !
Lanjut ke korban kedua yaitu si B. Kalo si B ini ceritanya beda dengan si A tadi karena si B kagak sahabatan sama si gay (sebut saja kupu2 mlm) hahaa. Jadi ceritanya begini, pada suatu hari si B mendapat sebuah sms dari seseorang yang tak dikenal yaitu si kupu-kupu malam, kemudian si B membalas sms tersebut dengan menanyakan nama serta asal muasal mendapat nomor Hpnya dari siapa. Si kupu-kupu malam menjelaskan bahwa dia mendapat nomor kontak si B dari temannya yang juga teman sekelas si B. Untuk menghindari kecurigaan si B, si kupu-kupu malam ini beralasan ingin belajar bersama karena kebetulan mereka kuliah di jurusan yang sama tetapi beda universitas. Beberapa hari kemudian mereka mulai akrab, sering smsan bareng, bahkan jalan atau main bareng. Hingga pada suatu hari si kupu-kupu malam ini mengirim sebuah sms yang membuat si B syok dengan isi smsnya. Yups si kupu-kupu malam mengajak si B begituan *** sensor. Hemm ini mengandung unsur saru, jadi kita sensor aje yee ******* pasti semua udah paham deh kalo berhubungan dengan yang begituan “tanda kutip”. Eittsss pembaca ada yang di bawah umur gak ya ?? kalo yang udah dewasa pasti paham deh apa maksud gue, hihi. Gue lebih syok dan agak jijik denger cerita si B ketimbang ceritanya si A tadi karena ceritanya si B ini lebih seru dan gokil. Nah setelah mendapat sms dari si kupu-kupu malam, si B langsung sadar bahwa si kupu-kupu malam adalah seorang hombreng alias homo. Hari itu juga si B langsung mendelcont semua kontak, sosmed, barang-barang, pokoknya semua yang berhubungan dengan si kupu-kupu malam dibuang jauh-jauh. Hahaaa. Dari informasi yang didapatkan si B ternyata si kupu-kupu malam ini sudah mempunyai kekasih seorang wanita. Nah lho ?! Yuhuuu dia adalah manusia yang menyukai sesama jenis dan lawan jenis. Waooww !!
Oiya cerita-cerita di atas tadi bukan fiktif loh, itu real alias nyata kagak dibuat-buat, langsung dari narasumber. Biar bagaimanapun juga mereka itu manusia loh, jadi hargai mereka dan jangan hina mereka karena mereka juga punya hati dan perasaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka seperti itu, bisa saja karena trauma berpacaran dengan wanita  atau frustasi karena selalu ditolak cewek, dan masih banyak faktor lain. Jadi intinya bersyukurlah kalian yang masih diberi akal pikiran serta jiwa yang normal dan sehat. Banyak-banyak bertobat karena dunia ini sudah tua, hidup cuma sekali jangan sia-siakan hidupmu. Kuatkan iman, aqidah serta akhlak nggih. Maap-maap ni kalo ada yang tersinggung, ane kagak ada maksud ape-ape kok cuma sekedar ngeshare aje biar kite semua tau dan pade belajar memperbaiki diri. Oke cyiinn ?! Makasih juga yang udah sempetin baca tulisan gue, dikoment juga boleh loh ya ^_^
Tengkyuu...Sampai jumpa ditulisan gue berikutnya gaess :*

Jumat, 06 Februari 2015

Telaga Menjer Wonosobo


Mungkin ada yang belum tahu dengan telaga ini dan mungkin saja banyak yang sudah tahu tapi belum sempat ke sini. Oke kali ini saya akan membahas sedikit tentang Telaga Menjer ini. Yukk cekidot..
Telaga Menjer  terletak di desa Maron, kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Konon katanya, Telaga menjer ini terbentuk dari letusan vulkanik Gunung Pakuwaja  dan disekelilingnya kita bisa melihat pemandangan Gunung Sumbing, Sindoro, Dieng, Sikunir, Prau, Sikudi, dan lain-lain. Akses jalannya pun cukup mudah, tinggal mengikuti arah menuju Dieng, kurang lebih sekitar 4 kilometer sebelum Dieng. Berhubung saya dan teman-teman saat itu berpetualang menggunakan sepeda motor jadi kami tidak perlu bersusah payah mencari angkot dan ojek. Sebelum menuju objek wisata ini, kalian akan melewati PLTA Garung dan disepanjang jalan akan menemui banyak pipa-pipa raksasa yang  berdiameter sekitar 3 meter. Untuk masuk ke tempat wisata ini kita tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup membayar tiket masuk sebesar 3 ribu rupiah kita sudah bisa menikmati pemandangan alam yang syahduu. Tapi jika kalian ingin mengelilingi Telaga ini kalian harus menyewa perahu yang disediakan di sana dengan harga 10 ribu/ orang. Saat kami ke sana belum banyak pengunjung yang datang alias masih sepi..yaiyalah secara kita ke sananya masih pagi banget atau lebih tepatnya kepagian..haha..orang yang jual tiket aja baru dateng. Duhhdekk :D Jadi terpaksa deh nunggu penumpang lain datang biar perahunya penuh karena kalo belum penuh si bapak sopir kagak mau jalan. Yaelaahhh pak -_-
Sambil menunggu penumpang lain datang, kami selfie-selfie dulu di atas perahu. Hehe J
30 menit kemudian akhirnya penumpang perahu sudah penuh dan saatnya kita mengelilingi Telaga Menjer. Cusss...
Subhanallahh..pemandangannya luar biasa keren meen. Di sisi-sisi telaga ditumbuhi tanaman enceng gondok, dikelilingi pohon pinus yang rimbun dan bukit-bukit hijau yang memagari telaga. Benar-benar beautipul dah ni tempat, pokoknya ente semua wajib ke sini. HARUS !! hahaaa
Ini dia hasil jepretannya, cekidot...