Rabu, 24 Desember 2014

Bunda..you are my everything :*

Ibu itu jahat..
sering marah, sering ngomel
sewaktu kecil Ibu pernah memukuli ku
tapi itu semua demi kebaikan

Ibu itu bawel
tiap saat mengingatkan belajar
tiap saat mengingatkan makan
tiap saat memberi nasehat
tapi itu semua karena Ibu peduli

Ibu itu lebay
terkadang disaat aku berada di sekolah,
Ibu mengantarkan bekal
terkadang pada saat cuaca buruk,
Ibu memberi nasehat agar selalu menjaga kondisi
dan terkadang pada saat berada di luar rumah,
Ibu selalu menanyakan kabar
tapi itu semua karena perhatian beliau

Ibu adalah sahabat..
tempat mencurahkan segala penat
tempat berbagi cerita
tempat saling bertukar pendapat
dan selalu ada saat suka maupun duka

Ibu bagaikan fondasi rumah yang berdiri kokoh..
menopang segala beban dengan tegar
kuat menahan beban seorang diri
dan tanpa beliau kita tidak akan bisa berdiri menjadi sebuah rumah
yang indah dan megah.

Kau memberikanku hidup, kau memberikanku kasih sayang
putihnya cintamu, tulusnya kasihmu takkan pernah terbalaskan
hangat dalam dekapanmu, memberikanku ketenangan, eratnya pelukmu
nikmatnya belaianmu takkan pernah terlupakan

Oh Ibu..
terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai
tulus cintamu takkan mampu ku membalasnya
Oh Ibu..
semoga Tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu
putih kasihmu kan abadi dalam hidupku

Terima kasih Ibu
you are my everything :*

Kamis, 11 Desember 2014

Today Holiday


‘Mount Sumbing 3147 mdpl’

Sebenarnya dalam perjalanan ini ada tujuh orang yaitu saya (Arimbi), Aryskha (Ceqer), Rahma (Ngekek), Hestu (guide kita), Galih (si penakut), Mardi (si rambut sapu), Chandra (temennya om Hestu). Berhubung dua orang (Mardi dan Chandra) tidak bisa ikut dalam perjalanan ini jadi kami hanya berlima. *orapopo* Perjalanan ini awalnya direncanakan pada tanggal 20 Februari 2014 dengan persiapan yang sangat matang namun gagal karena sebelum hari H, kota Jogja dilanda bencana hujan abu kiriman dari gunung Kelud. Akhirnya kami memutuskan untuk menunda perjalanan kami jika kondisi sudah kembali pulih. Beberapa minggu kemudian kondisi kota Jogja dan sekitarnya sudah kembali normal, bersih dari debu abu vulkanik. Pada tanggal 20 Maret 2014 tepatnya hari kamis, kami memutuskan untuk mendaki gunung sumbing. Kenapa kami memilih hari kamis bukan hari sabtu ato minggu ? jawabannya karena kita selonya alias freenya pada hari itu. Hehee..
Pada pukul 17.30 kami berkumpul disalah satu rumah rekan kami yaitu Aryska alias ceqer. Berhubung yang empunya rumah belum pulang kuliah jadi kita (saya, Rahma dan om Hestu) terpaksa menunggu. Sekitar pukul 18.00 akhirnya si tuan rumah datang, kami langsung menyiapkan peralatan-peralatan yang akan dibawa, kemudian melaksanakan sholat Magrib bersama. Setelah melaksanakan sholat Magrib, kami segera mengisi perut alias dinner. Lagi-lagi perjalanan kami ngaret alias molor satu jam dikarenakan rekan kami yang bernama Galih belum juga nongol. Beberapa menit kemudian setelah kami selesai makan malam, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang, dengan wajah tanpa dosa “cengar-cengir”.
Inilah barang2 bawaan kami, siap digendong J
Setelah mengecek barang-barang, kami pun langsung berangkat menuju TKP. Perjalanan dari Jogja sampai Wonosobo kurang lebih sekitar 3 jam. Karena kami jalan dengan kecepatan 70km/jam jadi perjalanan hanya memakan waktu 2 jam lebih. Jantungku rasanya mau copot coy, untung ada si pembalap handal Rahma..hahay. Sekitar jam 9 lebih kami sampai di basecamp Sumbing, beristirahat sejenak *ndelehke boyok* pegel coy. Kami mendapat teman-teman baru, mereka berasal dari kota Semarang yang sedang melaksanakan Diksar Mapala. Setelah beristirahat, kami memulai pendakian menuju ketinggian 3147 mdpl. Perjalanan kami diterangi oleh sinar rembulan yang sangat indah. Lumayan untuk menghemat baterai senter, huehehe..
Sesampai di ladang penduduk, kami beristirahat sebentar karena rekan kami Ceqer dilanda rasa kantuk yang luar biasa (efek obat flu).











Ceqer tertidur pulas karena efek obat flu
Mbak Ceqer akhirnya terbangun dari mimpi fananya *halah ngomong opo*, haha. Oke kami kembali melanjutkan perjalanan yang tertunda, cuss !! Mendaki gunung lewati lembah..sungai mengalir indah ke samudera..bersama teman bertualang (ost. Ninja Hatori). Agar perjalanan tidak membosankan, kami berjalan sambil memutar musik dan sesekali menyanyikan mars kami. “Today holiday woo..o..o today holiday..”
Pos 1 sudah terlewati, kami kembali berjalan menuju pos 2 namun sebelum sampai pos 2, giliran pemandu perjalanan kami (om Hestu) yang terserang rasa kantuk. Beliau tidak sanggup melanjutkan perjalanan karena kondisi tubuh yang mulai lelah dan mengantuk. Kami memutuskan untuk beristirahat di situ, karena kondisi tempat yang kurang luas untuk mendirikan tenda berkapasitas 6 orang maka kami memutuskan untuk tidur ala kadarnya
*beralaskan tanah beratapkan langit*, oke fix. Semua tertidur pulas kecuali Saya dan Galih, karena kami belum mengantuk, kami berdua bermain “pancasila lima dasar” sambil memasak air dan membuat api unggun untuk sekedar menghangatkan tubuh. Saya pun tak kuasa menahan rasa kantuk, saya kemudian menyusul teman-teman yang sudah pada tidur duluan, karena teman saya ini (Galih) orangnya penakut jadi dia juga ikut tidur.
Pukul 05.00 pagi, pemandu perjalanan kami sudah bangun dan melaksanakan sholat subuh. Satu jam kemudian disusul oleh kami yang mulai melek satu persatu dan mengumpulkan nyawa. “Hoaaamm..Selamat pagi masa depan !” hehe
Masak air dan manasin tongseng. Mantaapp !!
Sembari menunggu kami mengumpulkan nyawa, om Hestu menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Manasin tongseng+bikin susu. Mantaaapp !! Setelah kenyang, kami bergegas membereskan barang-barang dan siap melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Kurang lebih sekitar 40 menit kami sampai di pos 2. Di sana sudah ada pendaki dari UGM yang baru bangun tidur. Mereka berjumlah 6 orang satu diantaranya seorang cewek tangguh coy. Haha.. Beristirahat sejenak kemudian kembali melanjutkan perjalanan namun sebelum kami berangkat, mereka meminta kami untuk mengabadikan moment bersama dengan memotret dan merekam. Asekk nambah temen lagi.
Menapaki jalan yang penuh bebatuan dengan semangat yang berkobar kami tidak akan menyerah begitu saja, melawan rasa lelah. Perjalanan pun semakin menantang dengan medan bebatuan yang lumayan melelahkan dan sesekali menggunakan teknik memanjat. “Oke  masukan gigi 1 mainkan kopling dan mulai ngetril..breemm bremm ngeeenngg !” begitulah candaan kami agar perjalanan tidak terasa melelahkan dan bosan. Menuju pasar setan saya mulai lelah, satu persatu mereka mulai menyalipku dan membuat saya tertinggal jauh. Akhirnya saya sampai juga di pasar setan alias pestan dan disambut mereka yang sudah sampai terlebih dahulu dengan memberiku semangat. “Semangat Fir !! Be a Man !” teriak mereka menyemangatiku dari atas. Tak lama kemudian kami kembali berjalan menuju watu kotak tapi ketika saya akan menggendong tas carier ku, tiba-tiba tas saya diambil oleh om Hestu. Betapa terkejutnya saya. *halahh* Ya mungkin beliau paham dengan kondisi ku sehingga naluri lelakinya muncul. Haha
Jalan lagi coy..badan terasa enteng seperti melayang tanpa beban. Enaknya mendaki gak bawa beban. Haha :-D
Kira-kira sekitar 1 jam’an kami berjalan kemudian kami kembali beristirahat. Sepanjang perjalanan kami saling bergantian membawakan tas.
Bersambung...

Minggu, 30 November 2014

Inilah gue apa adanya

Nama gue Masyithah Safira Arimbi, dua puluh tahun yang lalu gue lahir di sebuah rumah sakit di kota Jayapura tepatnya tanggal 28 Januari. Waktu gue lahir, gue dibilang bayi kurang gizi. Paraaahh..haha Gue adalah anak kedua dari empat bersaudara, anak pertama yaitu Kakak gue yang bernama Arbiyan Tezar Kumbara. Ya dia adalah satu-satunya anak cowok dari kita berempat. Kakak gue ini orangnya pendiam, gamers banget coy tiada hari tanpa game tapi kakak gue ini orangnya pinter loh. Salutt deh sama abang gue.  Anak kedua adalah gue, ya gue Fira alias Bimbi. Banyak yang bilang kalo gue ini orangnya tomboy padahal ya enggak juga sih mungkin cuma karena penampilan ku aja yang seperti cowok. Kaos, celana jeans, sepatu kets, jaket..yeaah it’s my style brooo, simple. Dan mungkin juga diantara kami berempat gue adalah anak yang paling tomboy bahkan kakak gue kalah macho sama gue, ahihi. Gue suka hiking, climbing, travelling pokoknya hal-hal yang berhubungan dengan petualangan deh. Semenjak gue ikut ekskul pecinta alam (GLIDERPALA) waktu SMA , gue sekarang jadi hobi naek gunung, beberapa gunung yang ada di Jawa Tengah sudah gue jamah. Masih banyak gunung yang belum gue jelajahi dan ada beberapa target yang ingin gue capai yaitu gunung Slamet, Semeru, Rinjani, Kerinci dan impian gue yang entah bisa tercapai atau enggak yaitu gunung Jayawijaya. Yah semoga saja gue bisa ke sana gaess entah kapan itu asal ada niat pasti bisa. Amin !!! Oke lanjut lagi, anak ketiga bernama Farah Rindhita Bestari, panggilannya Indit tapi dia gak mau dipanggil Indit kalo di sekolah, dia lebih suka dipanggil Farah, anaknya nyebelin bingit suka ngambek, semua keinginannya harus dituruti, suka pikun kalo naruh barang terus nuduh orang lain yang ngambil barangnya padahal dianya sendiri yang lupa naruh. Ckck. Hobi banget  nyimpen makanan dilemari nyampek berminggu-minggu dan ujung-ujungnya gak dimakan. Hadeh..tapi adek gue ini orangnya pinter nabung, makanya gue sering minjem duitnya kalo lagi bokek,hahaa. Oiya si Indit ini paling feminin dan muslimah gaess, gue belajar hijab dari dia, hehe ^-^
Anak paling bontot dikeluarga gue bernama Dewindari Woro Sembodro, nama gue dan adek gue ini diambil dari salah satu tokoh wayang (dewi Arimbi dan Sembodro). Adek gue yang satu ini paling manja ya maklumlah anak terakhir, pemalu dan paling ngeyel tapi dia ini paling cantik diantara kita bertiga anak cewek-cewek. Kata orang-orang sih emang iya si Winda ini paling cantik dan imut, gue kalo jalan sama dia bikin iri, cowok-cowok pada ngelirik dia dibanding gue L kita berempat terlahir normal dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, kadang sering berantem tapi lebih sering akurnya. Dari kecil kami sudah diajarkan untuk jadi anak yang mandiri dan disiplin. Kami sudah biasa ditinggal sendiri di rumah karena orang tua kami yang sibuk dengan kerjaannya.
Ada cerita menarik saat gue menduduki bangku sekolah dasar kelas 5, dimana waktu itu ceritanya gue mau pindah sekolah ke Jogja. Gue pindah bertepatan dengan hari ulang tahunku, sehari sebelum keberangkatanku ke Jogja, gue pamitan sama temen-temen gue dan entah kenapa tiba-tiba satu kelas pada nangis semua gara-gara gue nangis. Dan yang bikin syok lagi, mereka ngasih gue sureprise coy..pada nyanyi selamat ulang tahun terus pada ngasih kado dan kenang-kenangan yang masih gue simpan sampek sekarang. Sumpah terharu banget :’( Sore harinya sahabat-sahabat gue dateng ke rumah ngasih sureprise lagi bawa kue ulang tahun. Duhh sumpah ya masih kecil aja udah kayak gini perhatian mereka sama gue. Fiedelia, Niken, Rani, Ruth, Ira, Megha, Dian, Dana, Fahmi, Avant, Rexi, Ryan, Luki, Riski dan yang lainnya terima kasih sobat-sobat kecilku. Miss you gaess :* Oiya ada cerita lucu juga nih soal cinta monyet, hihi :-D pada malam harinya tiba-tiba genteng gue ada yang lemparin batu gitu terus waktu gue intip lewat jendela tuh orang malah sembunyi. Yaudah terus gue cuekin aja tapi lama kelamaan nih orang makin berisik. Waktu gue keluar tuh orang udah kabur dan nitipin surat sama paman gue. Ternyata oh ternyata itu surat dari si Avant tetangga gue yang nyebelin itu. Dibilang surat cinta juga enggak tapi isinya kayak mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam dan karena dia tidak berani bicara langsung makanya dia nulis surat biar bisa dikenang juga. Inikah yang dinamakan cinta monyet ?? sungguh lucu kalau mengingat masa kecil kita yang masih polos dan lugu. Ingin rasanya mengulang masa itu tapi apalah daya waktu tak dapat diputar kembali. Andai saja ada mesin waktu yang bisa kembali ke masa lalu, aku akan kembali ke masa itu menikmati masa kanak-kanakku bersama para sahabat kecilku. Bermain, belajar, dan bernyanyi bersama sungguh menyenangkan. Ah sudahlah..masa lalu tinggallah masa lalu yang ada saat ini adalah masa kini dan masa depan. Mengukir masa kini untuk masa depan dan memperbaiki diri dari masa lalu.
Singkat cerita...
Kami dipertemukan kembali lewat media sosial bernama facebook setelah bertahun-tahun lost contact, maklum karena saat itu kami belum mengenal apa itu HP dan gadget yang lainnya. Bersyukur banget dengan adanya facebook ini akhirnya kami bisa bertemu kembali lewat dunia maya. Terima kasih facebook J Ada beberapa yang melanjutkan studi di wilayah Jawa, ada beberapa yang masih betah tinggal di Papua dan ada beberapa yang sudah sukses menggapai cita-citanya di berbagai kota dan negara. Saat ini yang mencari ilmu di kota pelajar ada gue, Fiedelia, Rani, Ruth, Rosita, dan Dudi. Salut deh buat kalian semua, semoga sukses ya teman-teman dan jangan lupakan sobat kecilmu ini ;-)
Udah gitu aja. Kalo panjang-panjang ntar lu lu pada males bacanya, ya kan ?? sekian perkenalan keluarga gue dan cerita masa laluku. Thankyu udah mau baca blog gue yang gak penting ini. haha